Get Lost @ Sempu Island
Tulisan ke dua di Djarum Super Blog Contest
03/05/2011
Untuk kalian pecinta mas Leo aka Leonardo Di Caprio , pasti sudah
pernah menyaksikan filmnya The Beach , ternyata Indonesia juga memiliki
pulau yang agak mirip dengan pulau tersebut yaitu Pulau Sempu.
September 2010 lalu saya dan teman2 backpacker berkesempatan
berkunjung kesana , karena terletak sekitar 70 km dari pusat kota
Malang, maka perjalanan pun dimulai dengan tujuan Sendang Biru , kurang
lebih 4 jam perjalanan. Setelah tiba disana kami diharuskan lapor ke pos
, sekedar untuk registrasi , menyerahkan ktp, bayar Rp 4000/orang
& diberikan pengarahan menuju ke pulau Sempu , yang pada waktu itu
karena hujan terus menerus medan yang akan ditempuh lumayan berat .
Kami diharuskan memakai jasa pemandu dan hanya membawa perlengkapan
yang diperlukan saja plus kami juga membeli sepatu seharga Rp 20.000
yang dibawahnya berjeruji seperti sepatu bola yang pada akhirnya kami
syukuri karena dengan sepatu itu agak memudahkan jalan kami. Setelah re
packing untuk memutuskan apa saja barang yang dibawa / ditinggal , kami
para mahluk perempuan merasa kesulitan karena nyaris semua barang 2 itu
ingin dibawa , mengingat jalanan yang kami tempuh berlumpur dengan amat
sangat berat hati kami hanya bawa perabotan lenong aka make up, satu set
baju ganti , senter, tenda , cemilan , nasi padang, indomie dan yang
paling penting adalah air putih dan juga garam untuk menghalau ular
disekitar tenda. Perjalanan pun dilanjutkan dengan naik perahu, sekitar
15 menit perahu jalan dari bibir pantai, mendekati teluk semut tiba2
perahu berhenti, yes , kami semua harus berjalan menuju Pulau dengan
berjalan kaki melintasi air yang tingginya sekitar dengkul , kami para
perempuan saling bergandengan tangan agar tidak jatuh kedalam air,
sedang pak pemandu dan ke 2 teman laki2 kami yang membawa ransel besar
sudah berjalan jauh meninggalkan kita.
Hati saya agak ciut juga melihat rimbunnya pohon2 di hutan, jalanan
licin yang berlumpur, medan yang naik turun tapi saya kuatkan hati untuk
terus berjalan, lagipula tak ada jalan untuk kembali, ya sudahlah mari
kita lanjutkan perjalanan ini, dengan jalan terseok2 , nafas tersengal2
(jompo mode on) tangan kiri berpegang pada akar pohon atau apapun yang
bisa kami gapai dan tangan kanan memegang kayu untuk pijakan , setelah
kurang lebih 2 jam perjalanan akhirnya suara debur ombak terdengar dan
dari kejauhan tampak samar air berwarna kehijauan , Ya Allah ternyata
tujuan kami sudah dekat, cahaya matahari sudah tak tampak, sekitar 15
menit sebelum tiba ditujuan hujan turun dengan amat sangat deras, kami
semua basah kuyup dengan sukses, jas hujan Rp 10.000 yang kami beli di
alfamart tak mampu melindungi kita dari derasnya air hujan.Menjelang
segara anakan medan makin berat , kami harus melewati karang curam
dengan danau disebelah kanan, salah mengambil langkah pasti sukses
tercebur kedalamnya.
Pulau Sempu ini bukan tempat wisata melainkan cagar alam yang
dilindungi , jadi pulau ini tak berpenghuni , tak ada listrik ,
penginapan apalagi kamar mandi. Inilah pengalaman saya pertama kali
tidur dalam tenda , horeee.... Setelah tenda selesai dibangun kami yang
kelaparan langsung membuka perbekalan dan ingin segera menyantap nasi
padang yang sempat kami beli, ternyata oh ternyata semua perbekalan
termasuk nasi padang tertinggal di mobil sewaan yang terparkir di
sendang biru, hanya ada 2 indomie, roti dan biskuit untuk kami ber 7 .
Ingin rasanya menangis tapi apalah daya, saya yakinkan diri bahwa saya
tak akan mati lemas walaupun tak makan malam. Syukurlah kami tak
kekurangan air mineral. Semalaman hukan turun dengan amat sangat deras,
petir menyambar2, jadilah kegiatan kami hanya rumpi tak jelas didalam
tenda, tengah malam ketika kami tidur ternyata air masuk disekeliling
tenda, walaupun merubah posisi baju kami nyaris basah semua. Keesokan
pagi , barulah kami dapat menikmati keindahan alam Segara anakan, sebuah
laguna berair jernih dengan karang besar berlubang tempat air laut
masuk & pantai berpasir putih dikelilingi karang dan hutan lebat
hanya syukur kepada Ilahi yang dapat kami panjatkan karena masih diberi
kesempatan untuk melihat keindahan alam ini.
Tak jauh dari tenda kami berada terdapat tebing karang tinggi
bergerigi yang bisa kami daki, dengan pemandangan samudera Hindia
didepan dan Pulau Sempu dibelakang , keindahannya sungguh tak dapat
dilukiskan dengan kata. Jam 9 pagi sambil menanti bapak pemandu yang tak
kunjung tiba, akhirnya kami jalan sendiri bareng dengan rombongan
lain,masih dengan jalan terseok2 dan napas tersengal2 saya memotivasi
diri bahwa setibanya di Sendang biru saya bisa makan sepuasnya, alhasil
perjalanan pulang menyusuri hutan tampak lebih mudah bagi saya. Setiba
di Sendang biru kami mandi, makan siang dan segera menuju ke Surabaya
untuk kembali ke Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar