Senin, 29 April 2013

Get Lost @ Sempu Island

Get Lost @ Sempu Island

Tulisan ke dua di Djarum Super Blog Contest
03/05/2011
Oleh: Lita Ridwan

Eksotisme laguna di selatan pulau Jawa, yang membuat saya rela untuk kemping dan juga pengalaman pertama kali berwisata ke tempat yang tak ada kamar mandinya , tanpa jalanan licin dan berlumpur its really worth to try though.

Untuk kalian pecinta mas Leo aka Leonardo Di Caprio , pasti sudah pernah menyaksikan filmnya The Beach , ternyata Indonesia juga memiliki pulau yang agak mirip dengan pulau tersebut  yaitu Pulau Sempu.

September 2010 lalu saya dan teman2 backpacker berkesempatan berkunjung kesana , karena terletak sekitar 70 km dari pusat kota Malang, maka perjalanan pun dimulai dengan tujuan Sendang Biru , kurang lebih 4 jam perjalanan. Setelah tiba disana kami diharuskan lapor ke pos , sekedar untuk registrasi , menyerahkan ktp, bayar Rp 4000/orang  & diberikan pengarahan menuju ke pulau Sempu , yang pada waktu itu karena hujan terus menerus medan yang akan ditempuh lumayan berat .

Kami diharuskan memakai jasa pemandu dan hanya membawa perlengkapan yang diperlukan saja plus kami juga membeli sepatu seharga Rp 20.000 yang dibawahnya berjeruji seperti sepatu bola yang pada akhirnya kami syukuri karena dengan sepatu itu agak memudahkan jalan kami. Setelah re packing untuk memutuskan apa saja barang yang dibawa / ditinggal , kami para mahluk perempuan merasa kesulitan karena nyaris semua barang 2 itu ingin dibawa , mengingat jalanan yang kami tempuh berlumpur dengan amat sangat berat hati kami hanya bawa perabotan lenong aka make up, satu set  baju ganti , senter, tenda , cemilan , nasi padang, indomie dan yang paling penting adalah air putih dan juga garam untuk menghalau ular disekitar tenda. Perjalanan pun dilanjutkan dengan naik perahu, sekitar 15 menit  perahu jalan dari bibir pantai, mendekati teluk semut tiba2 perahu berhenti, yes , kami semua harus berjalan menuju Pulau dengan berjalan kaki melintasi air yang tingginya sekitar dengkul , kami para perempuan saling bergandengan tangan  agar tidak jatuh kedalam air, sedang pak pemandu dan ke 2 teman laki2 kami yang membawa ransel besar sudah berjalan jauh meninggalkan kita.

Hati saya agak ciut juga melihat rimbunnya pohon2 di hutan,  jalanan licin yang berlumpur, medan yang naik turun tapi saya kuatkan hati untuk terus berjalan, lagipula tak ada jalan untuk kembali, ya sudahlah mari kita lanjutkan perjalanan ini, dengan jalan  terseok2 , nafas tersengal2 (jompo mode on) tangan kiri berpegang pada akar pohon atau apapun yang bisa kami gapai dan tangan kanan memegang kayu untuk pijakan , setelah kurang lebih 2 jam perjalanan  akhirnya suara debur ombak terdengar dan dari kejauhan tampak samar air berwarna kehijauan , Ya Allah ternyata  tujuan kami sudah dekat, cahaya matahari sudah tak tampak, sekitar 15 menit sebelum tiba ditujuan  hujan turun dengan amat sangat deras, kami semua basah kuyup dengan sukses, jas hujan Rp 10.000 yang kami beli di alfamart tak mampu melindungi kita dari derasnya air hujan.Menjelang segara anakan medan makin berat , kami harus melewati karang curam dengan danau disebelah kanan, salah mengambil langkah pasti sukses tercebur kedalamnya.

Pulau Sempu ini bukan tempat wisata melainkan cagar alam yang dilindungi , jadi pulau ini tak berpenghuni , tak ada listrik , penginapan apalagi kamar mandi. Inilah pengalaman saya pertama kali tidur dalam tenda , horeee.... Setelah tenda selesai dibangun kami yang kelaparan langsung membuka perbekalan dan ingin segera menyantap nasi padang yang sempat kami beli, ternyata oh ternyata semua perbekalan termasuk nasi padang tertinggal di mobil sewaan yang terparkir di sendang biru, hanya ada 2 indomie, roti dan biskuit untuk kami ber 7 . Ingin rasanya menangis tapi apalah daya, saya yakinkan diri bahwa saya tak akan mati lemas walaupun tak makan malam. Syukurlah kami tak kekurangan air mineral. Semalaman hukan turun dengan amat sangat deras, petir menyambar2, jadilah kegiatan kami hanya rumpi tak jelas didalam tenda, tengah malam ketika kami tidur ternyata air masuk disekeliling tenda, walaupun merubah posisi baju kami nyaris basah semua. Keesokan pagi , barulah kami dapat menikmati keindahan alam Segara anakan, sebuah laguna berair jernih dengan karang besar berlubang tempat air  laut masuk & pantai berpasir putih dikelilingi karang dan hutan lebat hanya syukur kepada Ilahi yang dapat kami panjatkan karena masih diberi kesempatan untuk melihat keindahan alam ini. 

Tak jauh dari tenda kami berada terdapat tebing karang tinggi bergerigi yang bisa kami daki, dengan pemandangan samudera Hindia didepan  dan Pulau Sempu dibelakang ,  keindahannya sungguh tak dapat dilukiskan dengan kata. Jam 9 pagi sambil menanti bapak pemandu yang tak kunjung tiba, akhirnya kami jalan sendiri bareng dengan rombongan lain,masih dengan jalan terseok2 dan napas tersengal2 saya memotivasi diri bahwa setibanya di Sendang biru saya bisa makan sepuasnya, alhasil perjalanan pulang menyusuri hutan tampak lebih mudah bagi saya. Setiba di Sendang biru kami mandi, makan siang dan segera menuju ke Surabaya untuk kembali ke Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar